Minggu, 18 April 2010

Senin, 30 November 2009

Rabu, 12 Agustus 2009

Selasa, 11 Agustus 2009

Sabtu, 01 Agustus 2009

TEOPONG PRISMA


TEROPONG PRISMA

Senin, 27 Juli 2009

MEDIA PEMBELAJARAN MERUPAKAN FAKTOR PENTING DALAM MEMAHAMI KONSEP DAN RUMUS FISIKA

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Sektor pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan sosial budaya dan ekonomi negara. Kemajuan pendidikan tidak dapat dipisahkan dari rangkaian pembangunan yang sedang giat dilaksanakan di negara kita pada saat sekarang. Industri-industri dan kegiatan lainnya disegala bidang memerlukan tenaga manusia yang terampil di bidangnya masing-masing, sehingga dimana pendidikan pada saat ini ditantang untuk segera meningkatkan mutunya dengan menyesuaikan kurikulum , mengembangkan silabus , standar kompetensi serta memilih metode dan media pengajaran yang sesuai sehingga siswa dapat cepat mengerti tentang materi yang diajarkan .
Dengan media pengajaran siswa akan terbantu untuk lebih mudah memahami konsep-konsep yang akan disampaikan. Dalam hal ini penulis menyoroti tentang pengajaran IPA disekolah menengah atas terutama bidang studi fisika. Pada saat ini siswa –siswa banyak yang trauma dan merasa takut kalau sudah berhadapan dengan soal-soal fisika dan tidak tahu apa yang harus ia lakukan serta konsep mana yang akan dipakai dalam pemecahan masalah dalam hal yang sedang dihadapinya. Sehingga persoalan yang mudah pun menjadi sulit bagi mereka. Kadang-kadang pemecahan secara matematika yang menjadi tolak ukur dalam keberhasilannya.
Jika kita lihat dilapangan banyak guru fisika khususnya karena keterbatasan alat dan kuranganya ide, maka penyampaian materi fisika disampaikan secara teoritis tanpa langkah-langkah eksperimen atau percobaan dan langsung pada konsep akhir atau rumus –rumus. Hal ini akan mengakibatkan daya imajinasi anak kurang berkembang dan sulit untuk mengaitkan antara soal yang sedang dihadapi dengan konsep yang ada. Siswa hanya tertuju pada konsep akhirnya saja,pada hal penyelesaiannya melalui tahap-tahap tertentu dan kadang-kadang memerlukan beberapa buah konsep pendukung.
Kejadian-kejadian seperti ini tidak lepas dari kurangnya sarana atau fasilitas pengajaran atau dukungan dari berbagai fihak sehingga kejadian ini seakan sudah biasa dan tak perlu dibahas. Siswa yang mampu berusaha untuk mencari tempat tempat yang dimana ia dapat mengerjakan persoalan-persoalan fisika yang dapat ia mengerti atau pecahkan misal lewat lembaga-lembaga non formal yaitu Bimbingan belajar, les privat dan belajar kelompok. Pada semua itu tetap saja kurang mampu mendapatkan hasil yang diharapkan , apa bila penyelesaian fisika hanya
dihadapkan pada konsep akhir saja atau perhitungan matematisnya saja .
Materi fisika adalah bagian dari ilmu pengetahuan alam atau IPA dan sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari serta tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita di bumi. Jadi pengenalan fisika kepada siswa hendaklah pendekatan yang membuat anak merasa butuh dengan materi tersebut sehingga siswa akan timbul pertanyaan dalam dirinya yaitu apa, siapa, mengapa , bagaimana. Kalau hal terse
but muncul dan berkembang pada siswa maka seorang guru akan lebih mudah mengajak anak untuk senang dengan fisika dan timbul semangat untuk bertanya,bereksperimen atau meneliti. Dan masalah anak takut, trauma melihat soal –soal sulit akan segera hilang.
Dalam proses belajar mengajar dikelas agar materi pembelajaran berkesan dan cepat difahami oleh siswa maka seorang guru hendaklah memilih metode ,
media pembelajaran yang tepat serta dapat merancang media pembelajaran seder
hana yang ada disekitar sekolah sehingga dapat dimanfaatkan dalam proses bela
jar mengajar tersebut.
Penulis di sini memberikan contoh salah satu media pembelajarn yang da
pat digunakan dalam proses belajar mengajar fisika yaitu alat pelontar peluru. Alat ini dapat disimulasikan tentang bentuk lintasan sebuah peluru yang dilemparkan dengan sudut elevasi tertentu. Data-data yang diperoleh dalam percobaan ini banyak sekali variable-variabel terkait dengan konsep-konsep pada kompetensi dasar yang diajarkan pada saat ini. Data-data tersebut yaitu sudut elevasi, jarak terjauh, tinggi maksimum yang dicapai peluru, waktu untuk mencapai titik terjauh, dan dari data tersebut dapat ditentukan variable lain misalnya kecepatan peluru. Setelah melakukan percobaan ini maka daya imajinasi anak akan muncul dan berkembang sehingga ia tidak akan sulit lagi untuk membayangkan hal yang berhubungan dengan gerak peluru atau gerak parabola.
2. Identifikasi Masalah
a.Kenapa siswa banyak yang tidak suka dengan pelajaran fisika ?
b.Kenapa nilai fisika sulit untuk mencapai SKM ?
c.Bagaimana cara mensiasati pembuatan media pembelajaran?
d.Apakah media pembelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar siswa?
3. Tujuan Penulisan
Penulis berharap semoga tulisan ini dapat membawa perubahan yang besar terhadap kemajuan belajar siswa khususnya mata pelajaran fisika. Guru dalam me
ngajar dapat memilih dan menggunakan media pembelajaran , apakah yang ada di laboratorium , dibuat sendiri dengan biaya murah dan sebagainya.Penulis membe
rikan tiga contoh media pembelajaran fisika yaitu pelontar peluru, periskop sederhana, dan tegangan permukaan.Media ini penulis rancang sendiri dan dibuat dengan bahan-bahan yang mudah didapat serta murah. Penulis mengambil sample sebanyak 80 siswa kelsa XI IPA ditempat penulis mengajar.













BAB II
LANDASAN TEORI
1. Efektivitas Penggunaan Media Pendidikan
1.1.Pengertian Media Pendidikan
Kata media berasal dari bahasa Latin yaitu medius yang secara harfiah berarti tengah , perantara , atau pengantar. Tetapi secara lebih khusus , pengertian media dalam proses pembelajaran diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat diperguanakan untuk menyalurkan pesan, merangsangpikiran, perasaan, perhatian,
dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran. Gagne mengartikan media sebagai berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar . Heinich, Molenda, Russel
(1996:8) menyatakan bahwa :”A medium (plural media ) is is a channel of communication, example include film, television, diagram, printed materials, computers, and instruc tors. (Media adalah saluran komunikasi termasuk film, televise, diagram, materi tercetak, computer, dan instruktur). AECT(Assosiattion of Education and Communication Technology, 1977), memberikan batasan media sebagai segala bentuk saluran yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. NEA ( Nati onal Education Assosiation) memberikan batasan media sebagai bentuk –bentuk komunikasi baik tercetak, audio visual, serta peralatan
nya.
Dari berbagai batasan di atas dapat dirumuskan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran , dapat membangkitkan semangat, perhatian , dan kemauan siswa sehingga
dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa.
1.2. Ciri-ciri Media Pembelajaran
Ciri-ciri media pembelajaran berbeda menurut tujuan dan pengelompokannya . Ciri-ciri media dapat dilihat menurut kemampuannya membangkitkan rang
sangan pada indera penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman , dan penge
capan.
Maka ciri-ciri umum media pembelajaran adalah bahwa media itu dapat di
raba,dilihat,didengar,dan diamati melalui panca indera. Disamping itu ciri-ciri me
dia juga dapat dilihat menurut harganya, lingkup sasarannya, dan control pemakai.
Tiap-tiap media mempunyai karakteristik yang perlu dipahami oleh pemakainya.
Dalam memilih media , perlu memperhatikan tiga hal, yaitu:
1.Kejelasan maksud dan tujuan pemilihan media tersebut
2.Sifat dan cirri-ciri media yang akan dipilih
3.Adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan karena pemilihan media pada
Dasarnya adalah proses pengambilan keputusan akan adanya alternative-alterna
tif pemecahan yang dituntut oleh tujuan.
1.3.Manfaat Media Pembeljaran Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegitan pembelajaran lebih efektif dan efisien.
Sedangkan secara lebih khusus manfaat media pembelajaran adalah :
1. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan
Dengan bantuan media pembelajaran , penafsiran yang berbeda antar guru da pat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa dimanapun berada.2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna , baik secara alami maupun manipulasi , sehingga membantu guru untuk men ciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup,tidak menoton dan membosankan.3. Proses pembeljaran menjadi lebih interaktif Dengan media akan terjadinya komunikasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu arah.4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal de-
ngan waktu dan tenaga semaksimal mungkin . Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang , sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa kan lebih mudah memahami pelajaran.
5. Menigkatkan kualitas hasil belajar siswa Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerapa materi belajar lebih mendalam dan utuh. Bila dengan mendengar informasi verbal dari guru saja, siswa kurang memahami pelajaran , tetapi jika diperkaya dengan kegiatan meli hat , memnyentuh , merasakan dan mengalami sendiri melalui media pemaham an siswa akan lebih baik.6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakuka di mana dan kapan saja Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan kapanpun tan- pa tergantung seorang guru. Perlu kita sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di luar lingkungan sekolah.7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses bela- jar .
Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan .8. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak memiliki waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesu- litan belajar siswa, pembentukan kepribadian , memotivasi blajar, dan lain-lain.
1.4. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Menurut Heinich, Molenda, Russel(1996:8) jenis media yang lazim dipergu
nakan dalam pembelajaran antara lain : media nonproyeksi, media proyeksi,media
audio ,media gerak, media computer, computer multimedia,hypermedia,dan media jarak jauh.
Jenis media pembelajaran adalah :
1. Media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan, diagram,
kartun,poster,komik.
2. Media tiga dimensi yaitu media dalam bentuk model padat, model
penampang, model susun, model kerja, dan diorama.
3. Media proyeksi seperti slide, film stips, film, dan OHP
4. Lingkungan sebagai media pembelajaran.
Untuk menggunakan media sesuai dengan materi pelajaran perlu diketahui terlebih dahulu jenis-jenis media yang ada. Ada juga yang memisahkan jenis media sebagai berikut:
Misalnya media grafis , termasuk didalamnya media visual, yakni pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam symbol-simbol komunikasi visual.Media audio , media jenis ini berkaitan dengan indera pendengaran . Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam lambang-lambang auditif, baik verbal maupun non verbal. akan disampaikan dituangkan kedalam symbol-simbol komunikasi visual. Media proyeksi diam, media jenis ini mempunyai persamaan dengan media grafis,dalam arti menyajikan rangsangan –rangsangan visual.Perbedaannya, media grafis dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan media yang bersangkutan.
1.5. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah suatu cara , alat, atau proses yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan yang berlangsung dalam proses pendidikan.Ramiszowski mengungkapkan “media “as the carter on masseges,from some transmitting source which may be a human being or inanimate obyect), to the reserver of the message (which in our case is the learner). Penggunaan media dalam pembelajaran atau disebut juga pembela
jaran bermedia dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru , membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh –pengaruh psikologis terhadap siswa.
Menurut Wilkinson, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam media
pembelajaran ,yakni :
1. Tujuan
Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang diru
muskan .Tujuan yang dirumuskan ini adalah criteria yang paling cocok, sedang
kan tujuan pembelajaran yang lain merupakan kelengkapan dari criteria utama.
2. Ketepatgunaan
Jika materi yang akan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting dari benda , maka gambar seperti bagan dan slide dapat digunakan . Apabila yang dipe
lajari adalah aspek-aspek yang menyangkut gerak, maka media film atau video a
kan lebih tepat. Wilkinson menyatakan bahwa penggunaan bahan-bahan yang ber
ng penting dari ben-variasi menghasilkan dan meningkatkan pencapaian akademik.
3. Keadaan Siswa
Media akan efektif digunakan apabila tidak tergantung dari beda interindivi
dual antara siswa. Misalnya kalau siswa tergolong tipe auditif/visual maka siswa
yang tergolong auditif dapat belajar dengan media visual dari siswa yang tergo
long visual dapat juga belajar dengan menggunakan media auditif.
4. Ketersediaan
Walaupun suatu media dinilai sangat tepat untuk mencapai tujuan pembelaja ran , media tersebut tidak dapat digunakan jika tidak tersedia.Menurut Wilkinson ,
media merupakan alat mengajar dan belajar ,peralatan tersebut harus tersedia keti
tika dibutuhkan untuk memenuhi keperluan siswa dan guru.
5. Biaya
Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan menggunakan media,hendak
nya benar-benar seimbang dengan hasil-hasil yang akan dicapai.
Menurut Canei.R.Springfield,dan Clark,C.(1998: 62) dasar pemilihan alat
bantu visual adalah memilih alat bantu yang sesuai dengan kematangan , minat dan kemampuan kelompok, memilih alat bantu secara tepat untuk kegiatan pembelajaran, mempertahankan keseimbangan dalam jenis alat bantu yang dipilih, menghindari alat bantu yang berlebihan, serta mempertanyakan apakah alat bantu
tersebut diperlukan dan dapat mempercepat pembelajaran atau tidak.
1.6.Model Pembelajaran IPA
Dalam upaya meningkatkan hasil pembelajaran IPA yang optimal, para prak
tisi Pendidikan IPA telah banyak memperkenalkan dan menerapkan berbagai me
tode dan pendekatan mengajar yang diramu dalam suatu model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran IPA. Dari beberapa model pembelajaran yang dikemukan pakar pendidikan IPA, dapat dilihat bahwa pemi
lihan dan pergeseran dari yang mengutamakan pemberian informasi (pemberian konsep IPA) menuju kepada strategi yang mengutamakan keterampilan –keteram
pilan berfikir yang digunakan untuk memperoleh dan menggunakan konsep-kon
sep IPA.Adanya pergeseran pemilihan strategi ini otomatis peran guru dikelas be
rubah,yaitu dari peran yang hanya sebagai penyampai bahan pelajaran (transfor-

matos) ke peran sebagiai fasilitator atau “Teacher Centered” ke “Student Centered”. Pergeseran peran guru –siswa dalam proses pembelajaran ini tidak le
pas dari tanggung jawab guru yang harus memperhatikan aspek-aspek pendidikan,
yaitu diantaranya meningkatkan perkembangan kepribadian siswa secara keseluruhan.
Fakta dilapangan menunjukkan fenomena yang sebaliknya, yaitu proses pem
belajaran IPA masih berorientasi pada “Teacher Centered”,yaitu guru masih me
nekankan pada peran sebagai penyampai materi pelajaran (pengajar) daripada pendidik.
Salah satu model pembelajaran IPA yang berorientasi pada ‘Student Cente
red”, adalah Model pembelajaran sains teknologi masyarakat.Model pembelajaran
ini dikembangkan oleh Robert E.Yager dan kawan-kawan pada tahun 1983 di U
niversitas Lowa.Dalam mengembangkan model pembelajaran ini , mereka bekerja sama dengan sekitar 50 guru setiap tahun. Kerja sama itu bertujuan untuk mem
bantu guru-guru dalam mengajar untuk mencapai lima tujuan utama dalam penga
jaran sain.
Tujuan-tujuan itu dikarakteristikkan sebagai “Domain”. Domain-domain itu meliputi domain konsep, proses, aplikasi, kreativitas, dan sikap.
a.Domain Konsep
Domain konsep memfokuskan pada muatan sainnya.Domain ini meliputi
fakta fakta , prinsip, penjelasan-penjelasan , teori-teori dan hukum-hukum.
b.Domain Proses
Domain ini menekankan pada bagaimana proses memperoleh pengetahuan
yang dilakukan oleh para saintis. Domain ini meliputi yang sering proses-proses disebut keterampilan proses sains, yaitu seperti mengamati, mengklafikasi, mengu kur , memprediksi, mengenali variable,menginterprestasikan data, merumuskan hipotesis, mengkomunikasikan, memberi definisi operasional, dan melaksanakan
eksperimen.
c.Domain Aplikasi
Domain ini menekankan pada penerapan konsep-konsep dan keterampilan
keterampilan dalam memecahkan masalah sehari-hari, misalnya menggunakan
proses-proses ilmiah dalam memecahkan masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari , memahami dan menilai laporan media massa mengenai pengembang an pengetahuan , pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kesehatan
pribadi, gizi, dan gaya hidup yang didasarkan atas pengetahuan atau konsep-konsep sains.
d. Domain Kreatifitas
Domain kreatifitas terdiri atas interaksi yang kompleks dari keterampilan keterampilan dan proses-proses mental. Dalam konteks ini, kreatifitas terdiri atas
em pat langkah, yaitu tantanan terhadap imajinasi. Dengan meliahat adanya tantangan , inkubasi, kreasi fisik, dan evaluasi.
e. Domain Sikap
Domain ini meliputi pengembangan sikap –sikap positif terhadap sains pada umumnya , kelas sains, program sains, kegunaan belajar sains, dan guru sains,ser
ta yang tidak kalah pentingnya adalah sikap positif terhadap diri sendiri.
Didalam Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat,Yager mengaju
kan empat tahap pembelajaran,yaitu sebagai berikut:
1. Invitasi
Pada tahap ini guru merangsang siswa mengingat atau menampilkan kejadi
an –kejadian yang ditemui baik dari media cetak maupun media elektronik yang
berkaitan dengan topic yang merupakan hasil observasi.
2. Eksplorasi
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan siswa merupakan upaya untuk men
cari jawaban atau menguji jawaban sementara yang telah dibuat dengan mencari data dari berbagai sumber belajar(buku, Koran, majalah, lingkungan, nara sumber, instansi terkait, atau melakukan percobaan).
3. Penjelasan dan solusi
Pada tahap ini siswa diajak untuk mengkomunikasikan gagasan yang diperoleh dari analisis informasi yang diadapat,menyusun suatu model, memberi-
kan penjelasan ,meninjau dan mendiskusikan solusi yang diperoleh,menentukan beberapa solusi.
4. Penentuan Tindakan
Pada tahap ini siswa diajak untuk membuat suatu keputusan dengan memtimbangkan penguasaan konsep sains dan keterampilan yang dimiliki untuk berba-bagai gagasan dengan lingkungan , atau dalam kedudukan siswa sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat.

2. Peningkatan Hasil Belajar /Ketuntasan Belajar
Untuk menentukan nilai minimum ketuntasan maka ada beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu intake siswa , materi essensial,kompleksitas dan
faktor pendukung yang sangat mempengaruhi keberhasilan siswa yang terdiri darialat peraga (media), perpustakaan, laboratorium, serta kompetensi guru. Apabila semuanya bagus maka nilai standar ketuntasan minimumnya akan tinggi dan seba
liknya.Bila suatu sekolah yang intakenya rendah maka kita tidak terlalu takut berlebihan karena masih ada faktor lain yang bisa kita harapkan yaitu materi essen
sial, kompleksitas, perpustakaan , laboratorium, kompetensi guru dan media pem
belajaran yang tepat.
Media pembelajaran dapat kita rancang sendiri mulai dari yang mahal sampai yang murah atau mulai dari yang mudah didapat sampai dengan yang sulit diperoleh.Bila sekolah –sekolah yang berada di daerah yang penggunaan teknolo
ginya memadai seperti Jakarta maka seorang guru tidak akan kehilangan akal untuk merumuskan media pembelajaran yang tepat dan cocok dengan kebutuhan
kompetensi yang diajarkan.Misalnya lewatinternet yaitu mengambil animasi -ani
masi atau gambar-gambar diam atau bergerak diinternet , tetapi kalau sekolahnya
ada didaerah yang teknologinya jauh dari yang diharapkan maka media-media atau fasilitas tesebut tidak akan bisa terwujud. Untuk itu seorang guru tidak usah panik atau masa bodoh karena banyak cara untuk membuat media pembelajaran
yang dapat membantu proses pembelajaran fisika . Sebenarnya kalau guru yang kreatif maka banyak alat-alat atau media yang bisa dibuat sendiri baik mengguna
kan bahan-bahan baru atau bahan –bahan bekas.
Pada Bab III , penulis akan memberikan beberapa contoh media pembelaja
ran yang dapat dibuat sendiri atau media yang download di internet.






























BAB III
PENGADAAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN DAMPAK PEMBELAJARAN

1. Pelontar Peluru
Alat ini dapat menunjukkan bentuk lintasan sebuah benda yang lintasan nya parabola atau lintasan peluru.Banyak variable-variabel yang bisa terdeteksi yaitusudut elevasi,jarak terjauh,tinggi maksimum,waktu untuk menempuh jarak terjauh ,waktu untuk menempuh titik tertinggi. Dari variable-varibel tersebut kita dapat menghitung kcepatan dari peluru tersebut.
1.1. Bahan
Bahan yang digunakan yaitu :
a.Paralon 50 cm f. Sambungan paralon
b.Papan /kayu
c.Pegas spiral (panjang lebih kurang 10 cm)
d.Paku
e.Busur kayu
1.2. Cara pembuatannya
Potong paralon kira-kira 50 cm,kemudian pasang pada salah satu ujungnya penutup paralon dan beri lubang kira-kira 0,5 cm. Lubang tersebut untuk kayu penarik pegas.Pasang pegas pada kayu bulat yang diameternya kira-kira 0,6 cm,pada ujungnya dipasang karet bulat yang disesuaikan dengan diameter paralon dan diikat kuat. Karet tersebut dapat dibuat dari sandal jepit bekas. Setelah karet bulat terpasang maka barulah dibuat tempat berdirinya paralon sehingga paralon tersebut dapat di atur sudut elevasinya dengan memasang busur kayu.Maka alat pelontar peluru siap untuk digunakan.
Perhatikan gambar berikut:





1.3.Teknik pembelajarannya
Alat ini dapat diilakukan didepan kelas dan diletakkan diatas lantai. Kemudian masukkan bola bekel kecil kedalam paralon . Atur sudut elevasi dengan cara menggeser –geser penopang kayu kedepan atau kebelakang sesuai dengan sudut elevasi yang kita inginkan. Setelah menetapkan sudut elevasinya maka siapkan stop watch sambil menarik kayu penarik bulat sampai tanda garis tertentu. Kemudian lepaskan sambil menekan stop watch. Bola akan keluar membentuk lintasan parabola dan sesaat akan sampai ditanah hentikan stop wacth dan catat waktu yang ditunjukkan oleh stop watch. Kemudian ukur jarak mendatar yang ditempuh oleh bola bekel. Dari data-data yang dieperoleh tersebut yaitu sudut elevasi, waktuuntuk menempuh jarak terjauh danjarak terjauh maka kita dapat menentukan kecepatan bola, tinggi maksimum. Kita juga dapat menghitung langsung tinggi maksimum dengan menggunakan mistar atau kayu panjang.
1.4. Efektivitas penggunaannya
Alat ini sangat efektif dan mudah penggunaannya , siswa akan lebih mudah membayangkan jalan kerjanya gerak parabola atau gerak peluru. Setelah melakupercobaan maka rumus-rumus yang berkaitan dengan gerak parabola akan mudah di hafal dan diaplikasikan pada soal-soal tentang gerak peluru. Media pembelaja
jaran ini merupakan miniatur nyata yang akan membuat daya imajinasi anak akanhidup dan berkembang sehingga rumus-rumus yang berkaitan akan bertahan lama dalam ingatan anak
2. Periskop sederhana2.1 Bahan dan cara pembuatannya
Alat ini dapat dibuat dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat yaitu cermin datar berukuran 10 X 10 cm2 dan kertas karton tebal . Karton dibentuk kubus memanjang sesuai keinginan dan cermin dipasang saling berhadapan dengan sudut kemiringan 45˚. Lobang bagian atas dan bagian bawah
tempelkan plastik bening .



adapkan pada konsep akhirmendapatkan hasil yang diharapkan ,apa bila penyelesaian fisika hanya diua itu -tempat gai fihak sehi







Contoh periskop yang telah siap digunakan:














2.2. Penggunaannya
Alat ini dapat digunakan untuk mengamati benda –benda yang sulit dijang
kau oleh kita atau terhalang oleh benda lain( terhalang dinding). Dan dapat menje
laskan tentang pemantulan cahaya.
3. Tegangan permukaan Alat ini dapat digunakan untu memperagakan sifat fluida yaitu tegangan permukaan pada fluida. Alat dapat dibuat dengan bahan-bahan yang mudah diadapat yaitu kayu dan dua buah katrol ukuran kecil. Perhatikan gambar :
3.1. Bahan
Bahan yang digunakan:
a. Kayu
b. Katrol 2 buah
c. Benang
d. Bejana segi empat

Perhatikan gambar








3.2.Penggunaannya Mula-mula masukkan air sabun kedalam bejana dan kemudian turunkan kayu parallel sampai menyentuh kedalam air sabun. Setelah beberapa saat angkat kayu tersebut sehingga air sabun tersbut membentuk lapisan seperti kaca bening. Dari peragaan tersebut maka siswa dapat melihat adanya tegangan permukaan . Siswa juga dapat menghitung besarnya tegangan permukaan air sabun .









BAB IV

PEMBAHASAN.


Pembelajaran IPA khususnya fisika tak lepas dari penanaman kosep-konsep yang harus melalui proses berkesinambungan dan saling terkaitan. Mulai dari fakta,eksperimen, percobaan dan penanaman konsep , prinsip dan rumus. Bila hal tersebut dilakukan maka siswa akan tertanam dalam pikirannya konsep-konsep yangtidak mudah hilang atau lupa sewaktu dihadapkan pada persoalan-persoalan yang
berhubungan dengan materi fisika.
Penulis sudah mencoba mengajarkan dengan media pembelajaran ini walaupun tingkat kemampuan belajar siswa ditempat penulis rendah dibandingkan sekolah negeri lain, tetapi dengan menggunakan media pembelajaran semangat belajarnya menjadi terpacu atau meningkat dan sifat saintisnya muncul . Dimana siswa tersebut selalu ingin tahu dan mencoba dan berkreatif. Dibandingkan dengan pengajaran yang hanya menanamkan konsep-konsep atau rumus-rumus , latihan soal dan sebagai pendengar saja maka pengajaran dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan keaadaan sekolah akan lebih bermak
na dan berkesan.
Pekerjaan mengajar tidak selalu harus diartikan sebagai kegiatan menyajikan materi pelajaran.Meskipun penyajian materi pelajaran memang merupakan bagiandari kegiatan pembelajaran , tetapi bukanlah satu- satunya . Masih banyak cara lain yang dapat dilakukan guru membuat siswa belajar . Peran yang seharusnya dilakukan guru adalah mengusahakan agar setiap siswa dapat berinteraksi secara ak
tif dengan berbagai sumber belajar yang ada.
Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran , yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan , media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajikan in-formasi belajar kepada siswa . Jika program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru.
Peranan media yang semakin meningkat sering menimbulkan kekhawatiran pada guru. Namun sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi, masih banyak tugas guru yang lain seperti : memberikan perhatian dan bimbingan secara individual kepadakepada siswa yang selama ini kurang mendapat perhatian . Kondisi ini akan terus terjadi selama guru menganggap dirinya merupakan sumber belajar satu-satunya bagi siswa . Jika guru memanfaatkan berbagai media pembeljaran secara baik, guru dapat berbagi peran dengan media. Peran guru akan lebih mengarah sebagai manajer pembelajaran dan bertanggung jawab menciptakan kondisi sedemikian rupa agar siswa dapat belajar. Untuk itu guru lebih berfungsi sebagai penasehat, pembimbing, motivator dan fasilitator dalam kegitan belajar mengajar.




















BAB V
KESIMPULAN

1. Media pembelajaran merupakan faktor penting dalam menanamkan konsep-konsep , prinsip serta rumus-rumus fisika. Karena siswa akan teransang untuk mencoba atau melakukan eksperimen seperti apa yang telah dilakukan oleh penemu-penemu fisika terdahulu. Sehingga siswa tidak hanya sekedar menggunakan rumus-rumus yang sudah ada dalam pembahasan soal-soal.
2. Media pembelajaran juga merupakan arena bermain dan sesuatu yang sangat menyenangkan bagi siswa dan melatih kreatifitas dan menemukan hal-hal yang baru bagi siswa. Siswa tidak cepat bosan dan tidak takut atau mengerikan bila berhadapan dengan pelajaran fisika.
3. Media pembelajaran dapat dibuat dari bahan yang paling sederhana, paling murah, paling mudah didapat, sampai dengan bahan yang mahal. dan itu tergantung kondisi sekolah dan keadaan sekolah masing-masing.
4. Untuk sekolah –sekolah yang ada didaerah perkotaan seperti jakarta , media pembelajaran dapat dibuat melalui multimedia atau didownloud lewat internet atau pun berupa benda buatan sendiri.
5. Media pembelajaran tiga dimensi atau benda nyata akan lebih berkesan bagi siswa dibandingkan dengan multimedia dimana siswa hanya bertindak sebagai penonton. Karena media tiga dimensi melibatkan alat-alat indera seperti peraba, perasaan, pendengaran dan penglihatan.








DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 1980. Media Pendidikan : Alumni : Bandung

Purwodi, Suroso. 1980. Metode-Metode Mengajar. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan

www.klinik pembelajaran.com

Indrawati. 2000. Model-Model Pembelajaran IPA. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan

A, Arsyad. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Grafindo Persada

Diyati, M. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rieka Cipta

Rita, Barbara. 1995. Teknologi Pembelajaran: Definisi dan Kawasannya

Tim Dosen UNJ TBP.2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : UNJ